Kamis, 26 Juni 2014

RUMAH ADAT



MAKALAH TRADISI MELAYU
RUMAH ADAT MELAYU
Dosen Pembimbing  : Tety Kurmalasari, M.sc.
Mata Kuliah      :       Tradisi Melayu









                                                     
 
Disusun Oleh :

HARIANI KUSTIAH
130388201021
    F.1
                                             


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami mengucapakn terimakasih atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Atas kemudahan dari-Nya. Makalah TRADISI MELAYU yang bertema “Rumah Adat Melayu Rumah Atap Limas” dapat diselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas akhir semester Tradisi Melayu dan mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya khususnya mahasiswa UMRAH. Pada kesempatan ini kami selaku penulis makalah mengucapkan terimaksih kepada  rekan-rekan dan berbagai sumber  yang berperan membantu saya dalam pembuatan malakah ini.

Saya selaku penulis makalah memohon maaf apabila dalam makalah yang telah kami selesaikan terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran serta kritik sangat dibutuhkan agar dimasa yang akan datang dapat menyempurnakan makalah-makalah yang akan kami buat agar dapat menjadikannya lebih baik dari sekarang.




Tanjungpinang,  28 Mei 2014
                                    

                                                                                                                         HARIANI KUSTIAH
                                                                                                                               130388201021           






DAFTAR ISI

    
1.     KATA PENGANTAR.............................................................

2.     BAB  I  PENDAHULUAN.............................................................
A.    RUMUSAN MASALAH..................................................................................
B.   TUJUAN MASALAH.......................................................................................

3.     BAB  II  PEMBAHASAN..............................................................
A.    ASAL USUL RUMAH  ATAP LIMAS..............................................
B.     BAGIAN RUMAH  ATAP LIMAS................................................................
C.    ASAL USUL UKIRAN  PADA RUMAH ADAT.........................................


4.     BAB  III  PENUTUP......................................................................
A.KESIMPULAN...................................................................................................
B.KRITIK DAN SARAN.....................................................................
5.SUMBER MAKALAH....................................................................

    










    
BAB I
PENDAHULUAN

1.     LATAR BELAKANG
Menurut orang tua dulu kata rumah berasal dari bahasa jawa yaitu griya atau giri yang bermakna gunung. Rumah adat melayu adalah rumah peninggalan orang-orang melayu atau disebut dengan rumah tradisional ,rumah ini dibuat dari hasil  kreasifitas pemikiran  orang melayu terhadap tempat tinggalnya. Rumah adat melayu tidak hanya ada satu bentuk saja, tapi beberapa bentuk dan model, seperti yang terkenal di Kepulauan Riau adalah rumah adat Selaso Jatuh Kembar, ada juga yang disebut dengan Rumah Atap Limas,rumah Bubung Panjang, rumah Melayu Atap Langkat, dan rumah Melayu Atap Lontik.
 Dalam masyarakat Melayu tradisional, rumah merupakan bangunan utuh yang dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat bermusyawarah, tempat beradat berketurunan, tempat berlindung bagi siapa saja yang memerlukan. Oleh sebab itu, rumah Melayu tradisional umumya berukuran besar. Ciri-ciri rumah orang melayu adalah bahan rumah terbuat dari bahan kayu dan papan, serta bentuknya yang sama dengan rumah pada umunya tapi hanya saja rumah melayu ini berpanggung. Dan disini saya mengambil rumah adat melayu yaitu rumah Atap Limas.

2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Asal usul rumah Atap Limas.
2.      Bagian - bagian pada rumah adat Atap  Limas.
3.      Asal usul ukiran pada rumah adat.

3.      TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Makalah rumah adat melayu ini dibuat untuk mengenal warisan budaya melayu, menambah wawasan penulis sekaligus pembacanya, mencari informasi dan mendapat informasi tetang makna ukiran-ukiran dan makna pada bagian-bagian disetiap rumah melayu Bubung Panjang.


BAB II
PEMBAHASAN

1.     ASAL  USUL  RUMAH  ATAP  LIMAS
Nama limas untuk rumah adat berasal dari kata-kata lima dan emas, dengan mengidentikan emas dengan lima sifatnya yaitu sebagai keagungan dan kebesaran, rukun damai, adab yang sopan santun, aman, subur sentosa serta makmur sejahtera.
Pada mulanya rumah atap limas ini dibuat sebagai tempat kediaman bangsawan atau orang tua yang menjadi panutan bagi masyatakat atau dalam budaya melayu sering disebut orang patut, dan letak rumah atap  limas ini di darat. rumah limas ini dibuat  panggung  dikarenakan kondisi lahan pada saat itu merupakan daerah yang cenderung digenangi air. setiap rumah limas biasanya menghadap ke arah sungai musi yang menunjukkan keterkaitan masyarakat palembang dahulu dengan sungai sebagai sumber kehidupan sehari-hari. Di bagian atas atap limas terdapat ornamen berupa simbar dan tanduk. simbar diartikan sebagai mahkota rumah dengan hiasan bunga melati yang melambangkan kerukunan dan keagungan rumah adat limas tersebut sedangkan tanduk berfungsi sebagai penghias atap namun jumlah tanduk tersebut mempunyai arti tersendiri biasanya disebut tanduk kambing.
2.     BAGIAN BAGIAN PADA RUMAH ATAP LIMAS
Bagian-bagian pada rumah atap limas ini sebenarnya sama denga rumah-rumah melayu pada umunya, terdapat pintu, jendela, tangga, tiang, atap dan sebagainya. Hanya saja atap pada rumah ini agak sedikit berbeda kerena bentuknya yang mencuram keatas seperti gunung dan berlapis-lapis.
Berikut ini saya paparkan bagian-bagian dari rumah adat melayu atap limas :

A.    ATAP
Atap pada umumnya dahulu terbuat dari daun nipah atau ijuk karena atap yang terbuat dari daun akan memberikan kesejukan dibawahnya walau pun cuaca sedang panas terik, tetapi seiring dengan berkembanganya zaman atap ini diganti dengan seng ataupun asbes yang dapat tahan lebih lama dari pada atap daun. Bentuk atap rumah ini seperti yang telah saya sebutkan diatas yaitu seperti gunung dan berlapis-lapis ini disebabkan pengaruh dari budaya Eropa yang berkaitan dengan kepercayaan hindu budha, yang menyebabkan atap rumah berbentuk demikian, namun atap ini sudah menjadi satu bentuk peninggalan tradisonal melayu. Pada atap rumah ini terdapat dua hiasan yaitu selembayung dan bidai.

1.      Selembayung
Selembayung disebut juga “selo bayung“ dan “tanduk buang” adalah hiasan yang terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan. Biasanya pada bangunan balai adat melayu ini setiap pertemuan sudut atap di beri selembayung yang terbuat dari ukiran kayu. Selembayung juga sebagai simbol tangkal gaib, kemakmuran dan ketentraman bagi pemilik rumahnya.
           Gambar Selembayung(gambar ini diambil dari balai adat di penyengat)
-          Makna selembayung :
1.      Tajuk rumah membangkitkan seri rumah dan cahaya rumah.
2.      Pekasih rumah kebahagiaan dalam hidup rumah tangga.
3.      Pasak atap.
4.      Rumah beradat tanda tempat kediaman orang berbangsa atau orang patut.
5.      Bangunan yang dapat memberikan petuah atau rezeki bagi pemiliknya.
6.      Lambang kperkasaan dan kewibawaan selembanyung yang dilengkapi dengan tombak melambangkan keturunan dalam rumah tangga sekaligus sebagai lambang keperkasaan dan kewibawaan pemiliknya.

2.      Bidai
Bidai atau disebut juga singap adalah ukiran yang terletak pada bawah selembayung yang berguna sebagai hiasan sekaligus lubang angin. motif ukiran pada bidai  (daun-daun dan bunga) yang melambangkan kasih sayang, tahu adat dan tahu diri, berlanjutnya keturunan serta serasi dalam keluarga. Berikut adalah gambar bidai.

B.     PINTU
Pintu ini berbentuk sama dengan jendela tetapi ukuranya lebih besar, pintu adalah bagian dari dinding yang dapat dibuka dan ditutup. Pintu mempunyai dua daun pintu yang dibuka kearah dalam rumah. Terbuat dari kayu medang atau meranti, karena kayu ini kuat tahan lama dan keras. Rumah tradisional melayu biasanya mempunyai tiga buah pintu yaitu pintu paling depan, pintu tengah (pintu penghubung) dan pitu belakang (dapur).
Pintu pada zaman dahulu pintu rumah terdiri dari dua pintu.(gambar ini diambil dari balai adat yang ada di penyengat)
1.     2.
1. ( kunci pintu yang bentunya sudah modern                  2.( Kunci pintu yang digunakan
 karena pintu rumah adat dulu tidak menggunakan                       pada zaman dahulu.atau disebut
kunci seperti itu)                                                               dengan palang pintu.)

C.    JENDELA atau TINGKAP
Jendela atau tingkap pada umunya sama dengan pintu namun ukuranya lebih kecil, kalau pintu ketika dibuka mengarah kedalam jendela berbanding terbalik dengan pintu jendela ketika dibuka akan menagarah keluar.
  
(Tingkap yang dibuat beram ram)diambil dari balai adat di penyengat.

D.    LUBANG ANGIN
Adalah sebuah lubang yang dibuat untuk keluar masuknya udara, terletak diatas pintu dan jendela atau disebut dengan ventilasi. Bentuknya dibuat segi delapan persegi atau bentuk ukiran. Biasanya pada rumah atap limas ini menggunakan lubang angin segi delapan  karena mempunyai arti delapan penjuru mata angin melambangkan kekeusaan atau kewibawaan  pemilik rumah.

E.     TANGGA
Tangga adalah jembatan awal sebelum masuk kedalam rumah, dibuat dari kayu keras, namun bagi orang yang berada membuat tangga dari batu,saat ini tangga yang terbuat dari kayu sudah tidak banyak lagi digunakan. Tangga dibuat sesuai ketinggian rumah tapi biasanya dibuat lima tingkat yang bermakna lima rukun islam dan pada kiri dan kakan tangga diberikan tangan tangga yang berfungsi untuk berpegangngan ketika msuk kedalam rumah.
     (Tangga pada rumah orang berada                (tangga pada rumah adat yang terbuat
          Menggunakan Batu)(penyengat)                                         dari kayu )

F.     DINDING
Dinding adalah unsure terpenting pada setiap rumah,karena berfungsi sebagai penutup seisi ruangan rumah. Sebelum menggunakan dinding kayu orang dulu menggunakan dinding daun nipah sebagai penutup rumah. Dinding yang terbuat dari papan yang biasanya dipasang berdiri atau pun lurus. Dinding yang dipasang berdiri maupun lurus tetap memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pelindung. Berikut ini contoh dinding rumah yang dipasang berdiri, pada bangunan balai adat yang ada di Penyengat.
(ini adalah dinding rumah yang dibuat dari papan dan disusun berdiri.)( foto diambil dari balai adat yang ada di penyengat)
G.    LANTAI
Karena rumah melayu terbuat dari bahan kayu maka lantainya pun menggunakan papan, pada zaman dahulu lantai rumah menggunakan batang pinang, atau pun bambu yang dibelah dan disusun rapi.
 
(Lantai rumah yang dibuta dari papan disusun dengan rapi)(diambil dari rumah adat di penyengat)
H.    KOLONG RUMAH
Kolong rumah adalah bagian bawah rumah yang kebanyakan digunakan untuk tempat penyimpanan kayu bakar, tempat menyimpan perahu dan sebagainya.
Berikut ini adalah kolong rumah yang digunakan uantuk menyimpan kayu bakar, pada saat menjelang bulan puasa atau pun ketika akan mengadakan suatu pesta. Di daerah Tanjung Batu masih ada yang menyimpan kayu dibawah kolaong rumahnya.
I.       TIANG
Tiang adalah unsure terpenting, karena tiang adalah penyanggah berdirinya rumah.
Namun tiang juga harus memiliki rasuk yang berfungsi sebagai pengikat rangka rumah dan tanpa rasuk tiang tidak dapat berdiri dengan baik. Selain itu ada pula yang disebut tongkat , tongkat adalah bagian paling bawah pada tiang yang dibenamkan. Tongkat bisa dibuat dari kayu atau juga dari semen. Tongkat yang kokoh akan memungkinkan rumah menjadi kuat begitu sebaliknya.
 
(Ini adalah tiang penyanggah bawah rumah yang terbuat dari semen,Gambar ini diambil dari balai adat di penyengat).


    
3.        ASAL USUL UKIRAN PADA RUMAH ADAT
Ukiran atau corak pada rumah melayu umumnya bersumber dari alam, yakni terdiri atas tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ukiran yang diambil benuknya sudah dimodifikasi sehingga tidak menyerupai bentuk aslinya, tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang petang, semut beriring, dan lebah bergantung. Di antara corak-corak tersebut, yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan. Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak hewan dikhawatirkan menjurus kepada hal-hal yang berbau “keberhalaan”. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu atau yang berkaitan dengan mitos atau kepercayaan orang-orang dahulu saja. Corak semut dipakai walau tidak dalam bentuk sesungguhnya, disebut semut beriring karena sifat semut yang rukun dan tolong-menolong. Dari uraian diatas tadi terdapat beberapa ukiran pada gambar yang kebanyakan coraknya bersal dari tumbuhan. Seperti pada selembayung, pada bidai dan pada jendela maupun pintu.
Dibawah ini corak atau ukiran lebah bergantung
1.
(Gambar ini diambil dari salah satu rumah yang berada di gang mayang sari 2 no.)

 Lebah Bergantung Hiasan yang terletak di bawah cucuran atap dan kadang-kadang di bagian bawah anak tangga. Hiasan ini melambangkan  kesetiaan, rajin, tawar penyakit, bersyahadat, namun apa bila musuh menjual pantang tak dibeli dan selalu mendatangkan kebaikan manisnya kehidupan rumah tangga, rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri.
2.     
    (Gambar ini diambil dari balai adat penyengat)
Gambar nomor dua tersebut adalah gambar ukiran pada pagar rumah yang bercorak bunga cina serta dimodifikasi atau dicampur sedikit dengn ukiran tebok (lobang).


BAB III
PENUTUP


1.      KESIMPULAN
Dari makalah yang saya tulis diatas tentang rumah atap limas dapat saya ambil kesimpulan bahwa rumah adat melayu yang berkembang memiliki bagian-bagian rumah yang sama hanya saja berbeda fungsi dan kegunaanya, semakin berkembangnya zaman semakin mengalami perubahan bentuk baik dari segi pemakaian ukiran maupun bahan atau perebotan dalam pembuatan rumah tersebut. Seperti menggunakan semen dan atap seng agar dapat tahan lebih lama. Walau menggunakan bahan atau perabotan yang lebih tahan lama tidak menggubah bentuk yang sesungghnya.
Begitu juga dengan corak atau ukiran pada rumah adat yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang diambil karna dipercaya memiliki sifat yang baik dan dapat ditiru oleh manusia.  Walau demikian rumah adat melayu masih tetep harus dilestariakan.


2.      KRITIK DAN SARAN
Makalah yang saya tulis ini memang belum cukup sempurna karena masih terdapat kekurangan, maka dari itu saya selaku penulis makalah meminta kritik dan saran dari pembaca khusunya Dosen mata kuliah Tradisi Melayu ibu TETY KURMALASARI M,sc. Atas perhatianya saya mengucapkan terimakasih.











SUMBER MAKALAH

Sumber bahan makalah :
Sumber pada bahan makalah ini di dapatkan dari buku BUTANG EMAS wariasan budaya melayu kepulauan riau, serta penambahan bahan makalah rumah adat beserta foto pada makalah didapatkan dari penjaga atau orang yang merawat balai adat di penyengat, saat kami mencari informasi tentang rumah adat.








“Gadis melayu cantek jelite
Ditambah lagi memakai kebaye
Rumah melayu punye kite
Menjunjung adat dan budaye”
 
  








  Sekian terimakasih